Minggu, 29 Juli 2018

MENGENAL BIMBINGAN KONSELING



LOGO KONSELING

Gambaran (visualisasi abstrak) tentang kegiatan konseling (sebagai upaya pendidikan) yang melibatkan pelayanan konselor terhadap klien dengan potensi dan arah KES/KES-T nya dalam kondisi lingkungan untuk tujuan kemanusiaan seutuhnya.

A.    Makna Tiap Komponen
1.     Lingkaran Besar
Makro-kosmos
Manusia seutuhnya
Pendidikan
2.     Lingkaran Kecil
Mikro-kosmos
Individu yang sedang berkembang
Konseling
3.     Garis Vertikal
Tujuan normatif, kemanusiaan seutuhnya, HMM
Kemandirian
Layanan terhadap klien secara konsisten dan intensif
4.     Garis Mendatar
Dasar pemberian layanan: kompetensi diri dan arah KES/KES-T klien
Kondisi lingkungan budaya, nilai dan moral
5.     Lingkaan Kecil dan Garis Vertikal
Gambaran logo psikologi

B.    Makna Keterkaitan antar komponen
1.     Lingkaran besar - lingkaran kecil, menjadi satu
a.     Makna Filosofis
Makro-kosmos dan micro-kosmos menjadi satu
Manusia seutuhnya dan individu yang sedang berkembang, menjadi satu
Dua unsur yang ada, serasi menjadi satu
b.     Makna Keprofesionalan
Pendidikan dan konseling (yang mana konseling berada di dalam pendidikan), menjadi satu
Pendidik (konselor) dan peserta didik (klien) menjadi satu
Teori dan pratik (dalam pendidikan dan konseling), menjadi satu
Tujuan dan upaya pencapaiannya (dalam pendidikan dan konseling), menjadi satu
Masalah dan solusinya (dalam pendidikan dan konseling), menjadi satu
2.     Garis Vertikal - Garis mendatar, menjadi satu
Dalam konseling arah KES/KES-T dan solusinya bersesuaian, menjadi satu
Lingkaran budaya-nilai-moral dan kemandirian klien, bersesuaian dan menjadi satu
3.     Keempat unsur, menjadi satu
Dalam konseling, kaidah-kaidah pendidikan dan konseling, serta kemanusiaan yang utuh dan individu yang sedang berkembang, menjadi satu
Dalam konseling, unsur-unsur klien dan arah KES/KES-T nya serta konselor dan upaya pelayanannya,menjadi satu
4.     Gambaran Logo Psikologi
Sejumlah kaidah psikologi digunakan sebagai “alat” dalam konseling
5.     Logo Konseling (secara menyeluruh)
A.      Tujuan Bimbingan dan Konseling
Secara implisit, tujuan bimbingan dan konseling sudah bisa diketahui dalam rumusan tentang bimbingan dan konseling. Individu atau siswa yang dibimbing, merupakan individu yang sedang dalam proses perkembangan. Opleh sebab itu, maka tujuan bimbingan dan konseling adalah agar tercapai perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing. Dengan perkataan lain, agar individu (siswa) dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensi atau kapasitasnya dan agar individu dapat berkembang sesuai lingkungannya.
Optimalisasi pencapaian tujuan bimbingan dan konseling pada setiap individu tentu berbeda sesuai tingkatan perkembangannya. Apabila yang dibimbing adalah murid sekolah dasar, dimana mereka sedang dalam proses perkembangan dari usia SD ke usia SMP atau usia anak-anak ke usia remaja, tentu optimalisasi pencapaian tingkat perkembangannya sesuai denmgan usia sekolah dasar, demikian juga apabila yang dibimbing adalah siswa sekolah menengah pertama (SMP) atau siswa Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas  atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/ SMK) atau Madrasah Aliyah (MA) dan Perguruan Tinggi.
Individu yang sedang dalam proses perkembangan apalagi ia adalah seorang siswa, tentu banyak masalah yang dihadapinya baik masalah pribadi, sosial, maupun akademik dan masalah-masalah lainnya. Kenyataan bahwa tidak semua individu (siswa) mampu melihat dan mampu menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapinya serta tidak mampu menyesuaikan diri secra efektif terhadap lingkungannya. Bahkan adakalanya individu tidak mampu menerima dirinya sendiri. Merujuk kepada masalah yang dihadapi individu (siswa), maka tujuan Bimbingan dan Konseling adalah agar individu yang dibimbing memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya dan mampu atau cakap dalam memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Bimbingan dan Konseling berkenaan dengan prilaku, oleh sebab itu tujuan Bimbingan dan Konseling adalah dalam rangka :
1.  Membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing atau yang dikonseling.
2.  Membantu mengembangkan kualitas kesehatan mentan klien.
3.  Membantu mengembangkan prilaku-prilaku yang lebih efektif pada diri individu dan lingkungannya.
4.  Membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara mandiri.      
Dalam islam, sosok individu yang ingin dicapai seperti disebutkan dalam tujuan Bimbingan dan Konseling diatas, identik dengan individu yang “kaffah” atau “insan kamil”. Individu yang kaffah atau insan kamil merupakan sosok individu atau pribadi yang sehat baik rohani (mental atau psikis) dan jasmaninya (fisiknya). Dengan perkataan lain, sehat fisik dan psikisnya individu atau pribadi yang kaffah atau insan kamil juga merupakan sosok individu yang mampu mewujudkan potensi iman, ilmu dan amal serta dzikir sesuai kemampuannya dalam kehidupannya sehari-hari.
Secara operasional, individu atau pribadi yang kaffah atau insan kamil adalah individu yang mampu:
1.  Berfikir secara positif sebagai hamba Allah SWT yang tugas utamanya adalah mengabdi kepada-Nya.
2.  Berfikir positif tentang diri dan orang lain di lingkungannya.
3.  Mewujudkan potensi fikir dan dzikir dalam kehidupan sehari-hari.
4.  Mewujudkan akhlak alkarimah dan senantiasa berbuat ihsan (baik) dalam kehidupan sehari-hari baik terhadap diri dan lingkungannya.
M. Hamdan Bakran Adz zaky,(2004) merinci tujuan bimbingan dan konseling dalam islam sebagai berikut:
1.  Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan,kesehatan, dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak, dan damai (Mutmainnah), bersikap lapang dada (Radhiyah) dan mendapatkan pencerahan taufidh dan hidayah- Nya (Mardhiyah).
2.  Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atu madrasah, lingkungan kerja, maupun lingkungan sosial, dan alam sekitarnya.
3.  Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih sayang.
4.  Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual dalam pada diri individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk berbuat taat kepada-Nya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya, serta ketabahan menerima ujian-Nya.
5.  Untuk menghasikan potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat melakukan tugas-tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup, dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.
Dengan demikian tujuan Bimbingan dan Konseling dalam islam merupakan tujuan yang ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang sempurna atau optimal.
Pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah dan madrasah berbeda untuk setiap tingkatannya. Artinya, melihat perkembangan yang optimal pada siswa SMP/MTs tentu tidak sama dengan melihat siswa SMA/MA/SMK. Begitu juga melihat kemandirian siswa SMP tentu tidak sama dengan melihat kemandirian siswa SMA/MA/SMK. Dengan perkataan lain, penjabaran tujuan Bimbingan dan Konseling di atas di sekolah-sekolah dan madrasah, harus didasarkan atas pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah atau madrasah yang bersangkutan.


Menurut Yusuf & Nurihsan (2008) tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah sebagai berikut.
1.  Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
2.  Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
3.  Memliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan memepersiapkan diri menghadapi ujian.
4.  Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
5.  Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
B.      Fungsi Bimbingan dan Konseling
Pelayanan Bimbingan dan konseling mengemban beberapa fungsi, yaitu : (1) fungsi pencegahan (preventif), (2) pemahaman, (3) pengentasan, (4) pemeliharaan, (5) penyaluran, (6) penyesuaian, (7) pengembangan, (8) perbaikan, dan (9) advokasi.
1)      Fungsi pencegahan
Melalui funfsi ini pelayanan Bimbingan dan Konseling dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Fungsi ini dapat diwujudkan oleh guru pembimbing atau konselor dengan merumuskan program bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat menbghambat perkembangan siswa seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah sosial dan lain sebagainya dapat dihindari.
Beberapa kegiatan atau layanan yang dapat diwujudkan berkenaan dengan fungsi ini yang bertujuan untuk mencegah terhadap timbulnya masalah adalah:
a.      Layanan orientasi
Program ini diberikan kepada siswa baru agar mereka mengenal lingkunagn sekolahnya yang baru secara lebih baik sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah selama mengikuti kegiatan belajar mengajar (selama menjadi siswa di sekolah atau madrasah yang besangkutan). Melalui program ini disampaikan berbagai hal kepada siswa seperti informasi tentang kurikulum, car-cara belajar, fasilitas belajar, hubungan sosial, tata tertib atau peraturan sekolah dan madrasah, sarana pendidikan, dan lain sebagainya.
b.      Layanan pengumpulan data
Melalui program ini, akan diperoleh data yang lebih lengkap dan akurat tentang siswa, sehingga bisa diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang siswa. Melalui data-data yang dikumpulkan, bisa diperoleh secara lebih awal tentang siswa sehingga bisa menjadi antisipasi terhadap munculnya berbagai persoalan pada siswa.
c.       Layanan kegiatan kelompok
Melalui program ini, diharapkan siswa memperoleh pemahaman diri secar lebih baik. Selain itu juga, meningkatkan pemahaman lingkungan dan kemampuan mengambil keputusan secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang dapat diwujudkan berkenaan dengan fungsi ini antara lain : diskusi kelompok, bermain peran, dinamika kelompok, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
d.      Layanan bimbingan karir
Program ini diberikan kepada siswa sebelum ia memangku karir tertentu kelak setelah tamat sekolah. 


2)      Fungsi pemahaman
Melalui fungsi ini, pelayanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman tentang diri klien atau siswa beserta permasalahannya dan juga lingkungannya oleh klien itu sendiri dan oleh pihak-pihak yang membantunya (pembimbing).
3)      Fungsi pengentasan
Apabila seorang siswa mengalami suatu permasalahan dan ia tidak dapat memecahkan permasalahannya sendiri lalu ia pergi ke pembimbing atau konselor, maka yang diharapkan oleh siswa yang bersangkuntan adalah teratasinya masalah yang dihadapinya. Siswa yang mengalami masalah dianggap berada dalam suatu kondisi atau keadaan yang tidak mengenakkan sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan dari kondisi atau keadaan tersebut. Masalah yang dialami siswa juga merupakan suatu keadaan yang tidak disukainya. Oleh sebab itu, ia harus dientas atau diangkat dari keadaan yang tidak disukainya.
4)      Fungsi pemeliharaan
Menurut Prayetno dan Erman Amti (1999) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan disini bukan sekedar mempertahankan agar hal-hal yang telah disebutkan di atas tetap utuh, tidak rusak, dan tetap dalam keadaan semula, melainkan juga mengusahakan agar hal-hal tersebut bertambah lebih baik dan berkembang. Implementasi fungsi ini dalam bimbingan dan konseling dapat dilakukan melalui berbagai pengaturan, kegiatan dan program.
5)      Fungsi penyaluran
Setiap siswa hendaknya memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai dengan keadaan pribadinya masing-masing yang meliputi bakat, minat, kecakapan, cita-cita dan lain sebagainya. Melalui fungsi ini pelayanan Bimbingan dan Konseling berupaya mengenali masing-masing siswa secara perorangan, selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan ke arah kegiatan atau program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal.
Bentuk kegiatan Bimbingan dan konseling berkaitan dengan fungsi ini adalah :
a.      Pemilihan sekolah lanjutan
b.      Memperoleh jurusan yang tepat
c.       Penyusunan program belajar
d.      Pengembangan minat dan bakat
e.      Perencanaan karir
6)      Fungsi penyesuaian
Melalui fungsi ini, pelayanan Bimbingan dan Konseling membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungannya. Dengan perkataan lain, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan koseling membantu siswa memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan lingkungannya.
7)      Fungsi penyesuaian ini mempunyai dua arah:
Bantuan kepada siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolah atau madrasah. 

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ROHIS KELAS VII SMPN 7 TAMBANG

Petugas Kegiatan ROHIS Pembawa Acara: Nursiti Salsabilla; Pembaca Al Qur'an: Aqbal Syamsurya Ditama, Penterjemah: Difa Nurul Purnama;...